Fm23 Indonesia Naturalisasi

Fm23 Indonesia Naturalisasi

Erick Thohir sempat ancam mundur

Tagar #STYOut kembali mengguncang media sosial ketika Timnas dipermak Jepang 0-4 di SUGBK pada 15 November 2024. Desakannya kian masif setelah Erick menyatakan siap mundur dari kursi PSSI 1 andai proyeknya ke Piala Dunia 2026 tak lagi diseriusi skuad Garuda.

Unggahan akun Instagram Erick dan Timnas Indonesia pun sempat diramaikan komentar "Lebih baik kehilangan STY ketimbang Pak Erick".

Baca Juga: Shin Tae Yong Ingin Piala AFF Kembali Seperti Dulu

DPR RI menyetujui permohonan naturalisasi Kevin Diks untuk bisa memperkuat Timnas Indonesia bersama dua calon pemain timnas putri, Noa Leatomu dan Estella Loupatty dalam rapat paripurna yang digelar Selasa (5/11) pagi WIB.

Pimpinan Rapat Paripurna DPR RI, Sufmi Dasco memastikan hal tersebut setelah bertanya pada peserta rapat.

"DPR RI menyetujui pengajuan, permohonan, dan pertimbangan kewarganegaraan atas nama Kevin Diks, Noa Leatomu, dan Estella Loupatty apakah dapat disetujui?

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Setuju!" jawab peserta rapat dengan serentak.

Sebelumnya, Menpora RI Dito Ariotedjo menjelaskan alasan pemerintah memfasilitasi naturalisasi Kevin Diks, Noa Leatomu, dan Estella Loupatty. Menurut Dito, ketiga pemain keturunan Belanda itu punya kualitas tinggi untuk membela tim Merah Putih.

"Timnas Indonesia membutuhkan pemain dengan posisi bek tengah dan bek kiri dengan gaya permainan yang versatile untuk Kualifikasi Piala Dunia 2026, Piala Asia 2027, dan target 100 besar ranking FIFA," ucap Dito.

Hal senada disampaikan Sekjen PSSI Yunus Nusi. Lebih lanjut ia ingin proses naturalisasi bisa segera selesai karena tiga pemain itu berhadapan dengan agenda penting Timnas Indonesia.

"Kita mampu menahan Australia, Arab Saudi yang sebelumnya sulit kita tahan. Kami mohon maaf, memang kadang di injury time kami baru bisa melakukan persetujuan dengan pemain karena harus membangun komunikasi serta komitmen. Kami ingin betul-betul mereka bisa berkontribusi untuk timnas kita," ujar Yunus.

Dalam hal ini, Kevin Diks diproyeksikan membela Timnas Indonesia putra untuk Kualifikasi Piala Dunia 2026. Sedangkan Noa dan Estella diharapkan bisa berseragam skuad Garuda untuk Piala AFF Wanita 2024.

Yunus menegaskan, bakal mengupayakan Kevin Diks bisa memperkuat Timnas Indonesia bulan ini. Laga yang dimaksud adalah matchday keenam fase ketiga Kualifikasi Piala Dunia 2026 kontra Arab Saudi.

Jakarta, IDN Times - Timnas Indonesia menjadi magnet masyarakat, khususnya pecinta sepak bola tanah air sepanjang 2024. Itu karena tim asuhan Shin Tae Yong sedang memanfaatkan peluang, untuk mengibarkan bendera Merah Putih di Piala Dunia 2026.

Fans pun memberikan dukungan masif demi membantu Yakob Sayuri dan kawan-kawan mewujudkan mimpi selangit itu. Dukungan itu terlihat di tribune Stadion Utama Gelora Bung Karno yang selalu penuh ketika skuad Garuda bertanding.

Atmosfer panas itu tak hanya tersaji ketika bertempur di SUGBK, karena juga meriah setiap Timnas melawat ke markas lawan. Situasi ini membuktikan kalau Timnas tengah menjadi magnet pencinta sepak bola tanah air.

Banyak hal yang menarik untuk diulas perihal kiprah Timnas sepanjang 2024. Macam proyek naturalisasi yang berbuah manis dan mimpi menembus Piala Dunia 2026. Berikut kaleidoskop Timnas sepanjang 2024!

Peringkat FIFA Timnas Indonesia naik drastis

Atas prestasinya di Piala Asia 2023 dan Kualifikasi Piala Dunia 2026, Timnas sukses mendongkrak posisinya di peringkat FIFA.

Pada Februari 2024, Timnas berada di urutan 142. Kini, dalam edisi baru yang ditelurkan pada November 2024, Hokky Caraka dan kawan-kawan bertengger di posisi 125.

Mimpi menembus Piala Dunia 2026

Sebelumnya, melihat Timnas tampil di Piala Dunia bagaikan mimpi di siang bolong. Jangan kan Piala dunia, Tim Merah Putih bahkan kesulitan bersaing di level Asia Tenggara.

Prestasi Timnas di Piala Asia 2023 yang dihelat pada 12 Januari hingga 10 Februari 2024 menjadi harapan baru buat sepak bola tanah air. Untuk pertama kalinya dalam sejarah, Indonesia mampu melaju ke16 besar.

Berawal dari situ, fans tak lagi meilirik turnamen di bawahnya, macam Piala AFF. PSSI bahkan menurunkan tim U-22 untuk beraksi di Piala AFF 2024.

Piala Dunia 2026 kini menjadi target yang ingin dicapai Indonesia. Tak terasa berlebihan, karena peluang itu memang masih terbuka lebar.

Baca Juga: Pengamat Vietnam: Tanpa Naturalisasi, Indonesia Biasa Saja

Lalu, bagaimana dengan timnas kelompok umur dan putri?

Tak hanya Timnas senior yang mengukir prestasi sepanjang 2024. Prestasi itu juga diikuti Timnas kelompok umur, sekaligus Timnas Putri yang tak kalah mentereng karena menjuarai Piala AFF 2024.

Timnas U-16 berhasil melaju ke Piala Asia U-17 2025. Timnas U-19 menyabet gelar Piala AFF U-19 2024 dan mencuri tiket ke Piala Asia U-20 2025.

Karena Timnas senior juga otomatis lolos ke Piala Asia 2025 setelah melaju ke fase tiga Kualifikasi Piala Dunia 2026, Indonesia mengukir sejarah baru dengan melenggang ke panggung Asia di semua kategori.

Menarik untuk dinantikan prestasi apa yang akan diukir sepak bola Indonesia pada 2025 mendatang.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

26 Lượt xem Premium10/11/2024

Bola.com mencatat bahwa Jay Idzes menjadi pemain keturunan Belanda ke-17 yang dinaturalisasi untuk membela Timnas Indonesia setelah Arnol dan der Vin hingga Justin Hubner.

Sementara, Jay Idzes menjadi pemain naturalisasi kedelapan di era pelatih Timnas Indonesia, Shin Tae-yong, sesudah Marc Klok, Jordi Amat, Shayne Pattynama, Sandy Walsh, Ivar Jenner, Rafael Struick, dan Justin Hubner.

17 Pemain Keturunan Belanda yang Dinaturalisasi untuk Timnas Indonesia

3. Jhonny van Beukering

SKOR.id - Liga Thailand rupanya bukan kompetisi sepak bola yang asing bagi para pemain asal Indonesia.

Hingga Juli 2021, ada tujuh pemain asal Indonesia yang pernah menyandang status pemain asing di Liga Thailand.

Tiga dari delapan pemain tersebut merupakan pesepak bola dengan status pemain naturalisasi Indonesia.

Ketika pertama kali bergabung dengan klub Liga Thailand, para pemain asal Indonesia rata-rata berstatus sebagai pemain pinjaman.

Oleh sebab itu, masa kerja para pemain asal Indonesia itu tidak berlangsung lama sehingga kontribusinya pun tidak terlalu mencolok.

Berikut Skor.id sajikan delapan pemain asal Indonesia yang pernah serta masih berkarier di Liga Thailand hingga musim 2021.

Bek asal Sorong ini menjadi pemain asal Indonesia yang paling betah merumput di Liga Thailand.

Pada 2021 menjadi musim keempat pemilik nama lengkap Rudolof Yanto Basna di kompetisi sepak bola Negeri Gajah Putih.

Di Thailand, dia telah tiga kali berganti klub, yaitu Khon Kaen FC, Sukhothai FC, dan PT Prachuap FC.

Karier Yanto Basna di kompetisi sepak bola Thailand termasuk cukup cemerlang.

Dia sering menjadi pilihan utama pelatih untuk mengawal lini pertahanan tim yang dibelanya.

Yanto Basna pun sempat mendapat kesempatan untuk tampil bersama All Stars Thai League pada 2020. Sayang, dia sedang pemulihan cedera saat itu

Pemain bertahan berusia 26 tahun ini sempat merasakan atmosfer kompetisi sepak bola Thailand selama satu musim, tepatnya pada Desember 2017 - November 2018.

Ryuji Utomo bergabung dengan klub kasta kedua Liga Thailand, PTT Rayong dengan status pinjaman. Waktu itu, Ryuji Utomo masih terikat kontrak dengan Persija Jakarta.

Bersama PTT Rayong, Ryuji Utomo mengenakan nomor punggung lima.

Meski hanya semusim merumput di Thailand, Ryuji Utomo sukses mengantarkan PTT Rayong menjadi juara Thai League 2 2017-2018.

Bersamaan dengan Ryuji Utomo, penyerang sayap asal Jayapura ini juga merumput di Liga Thailand pada musim 2017-2018.

Bedanya, Terens Puhiri bergabung dengan tim peserta Thai League 1, Port FC.

Di Thailand, pemain yang kini berusia 24 tahun itu mengenakan nomor punggung 28. Sayang, bersama Port FC ia lebih sering tampil sebagai pemain pengganti.

Minimal ada sekitar 13 pertandingan di berbagai kompetisi yang dilakoni Terens Puhiri selama berseragam Port FC.

Kontrak Terens pun tak diperpanajang meski Port FC menempati peringkat ketiga klasemen akhir Thai League 1.

Gelandang serang asal Jayapura ini menjajal peruntungan di Liga Thailand pada awal tahun ini.

Todd Rivaldo Ferre bergabung dengan Lampang FC dengan status pemain pinjaman.

Saat itu kompetisi di Indonesia sedang vakum akibat pandemi Covid-19, Todd Ferre berani mengambil kesempatan.

Dia pun merasakan atmosfer kompetisi kasta kedua Liga Thailand. Meski kebersamaan Todd Ferre dengan Lampang FC hanya berlangsung singkat, ia tampil trengginas.

Tercatat, pemain Persipura ini menyumbangkan satu gol ke gawang Nongbua Pitchaya. Setelah masa peminjaman berakhir, Todd Ferre kembali ke Persipura.

Pemain naturalisasi Indonesia kelahiran Nigeria ini tercatat pernah bermain di Liga Thailand sebanyak dua periode.

Pada kesempatan pertama, Greg bergabung dengan Chiangrai United dengan status pinjaman. Setengah musim di Thailand, Greg kembali ke Pelita Jaya pada Juli 2012.

Adapun kesempatan kedua terjadi pada Juli 2015 sampai Mei 2016. Kala itu, Greg menjadi bagian dari BEC Tero Sasana (sekarang Police Tero FC).

Bersama BEC Tero Sasana, striker berpostur 175 cm itu sukses mengemas lima gol, dua di antaranya ia ceploskan ke gawang mantan timnya, Chiangrai United.

Kompatriot Greg Nwokolo ini pertama kali merasakan atmosfer sepak bola Thailand pada Juli 2012. Ia bergabung dengan Chiangrai United selama lima bulan saja.

Namun pengalaman singkat itu justru membuat Victor Igbonefo tidak kapok untuk kembali ke Thailand. Hingga saat ini, sudah ada lima tim asal Thailand yang pernah dibela Igbonefo.

Empat tim yang lain adalah Super Power FC, Navi FC, Swat Cat (sekarang Nakhonratchasima Mazda FC), dan PTT Rayong.

Minimal, ada sekitar 96 pertandingan yang dilakoni Igbonefo di Liga Thailand.

Tak hanya jadi andalan di lini pertahanan, pemain naturalisasi Indonesia kelahiran Nigeria ini ini juga menyumbangkan empat gol dan satu assist.

Dari lima negara yang pernah disinggahi Sergio van Dijk dalam karier sepak bolanya, Thailand menjadi salah satunya.

Bersama Suphanburi FC, Sergio van Dijk bertahan selama satu setengah musim, Juli 2014-Januari 2016.

Bergabung di paruh musim kedua, striker naturalisasi Indonesia itu langsung jadi pilihan utama pelatih Suphanburi FC. Ia tampil sebanyak 14 kali dan membukukan tiga gol.

Meski tak terlalu produktif, Suphanburi FC menaruh kepercayaan kepada Sergio van Dijk.

Di Liga Thailand musim 2014-2015 itulah, Van Dijk menjawab kepercayaan manajemen Suphanburi FC dengan mengemas 14 gol dari 26 laga.

Pesepak bola Indonesia kelahiran Belanda ini juga pernah berkarier di Liga Thailand mulai 2013.

Kala itu, alumni Akademi Ajax ini gabung Chonburi FC dari Thai League 1 dan tercatat dia dimainkan delapan laga plus satu sumbangan gol.

Efek persaingan ketat di Chonburi FC, Irfan Haarys Bachdim dipinjamkan ke Sriracha (kini bernama Nakhon Ratchasima United FC).

Kala itu, Sriracha satu kota dengan Chonburi FC tetapi main di kasta kedua Liga Thailand. Sedangkan Chonburi FC main di kasta teratas sepak bola Negeri Gajah Putih.

Irfan Bachdim membela Sriracha sampai sampai akhir 2013 seiring kontraknya dengan Chonburi FC paripurna.

Ikuti juga Instagram, Facebook, dan Twitter dari Skor Indonesia.

Berita Liga Thailand Lainnya:

Jadwal Liga Thailand Resmi Dirilis, Bergulir Sepekan Sebelum Kick-off Liga 1 2021-2022

Liga Champions Asia 2021: Juara Liga Thailand Menang, Jawara Vietnam Tumbang

Klub Liga Thailand Daftarkan Penyanyi Terkenal Jadi Pemain di Liga Champions Asia

Naturalisasi yang membuahkan hasil

Timnas yang mampu berbicara banyak di Kualifikasi Piala Dunia 2026 tak lepas dari proyek naturalisasi PSSI. Federasi pimpinan Erick Thohir itu manggaet sederet pemain keturunan potensial.

Di era Shin Tae Yong, PSSI telah menaturalisasi 16 pemain. Delapan di antaranya dinaturalisasi pada 2024, macam Nathan Tjoe-A-On, Thom Haye, Ragnar Oratmangoen, Calvin Verdonk, Maarten Paes, Mees Hilgers, Eliano Reijnders, Kevin Diks.

Nathan, Thom dan Verdonk membantu Timnas sejak kualifikasi fase kedua. Sementara, Paes, Hilgers, Eliano dan Diks datang untuk memperkuat Timnas di fase ketiga.

Lanjutkan membaca artikel di bawah

Arab Saudi dan Australia menjadi korban kekuatan baru skuad Garuda. Timnas sukses mencuri empat poin dari Arab. Sementara, mereka baru mencuri satu angka dari Australia.

Baca Juga: Erick Sebut Hal Positif Usai Indonesia Kalah dari Vietnam

Peluangnya masih terbuka lebar, ada dua skenario!

Witan Sulaeman dan kawan-kawan saat ini bertengger di peringkat tiga klasemen Grup C Kualifikasi Piala Dunia 2026 fase ketiga, dengan enam poin. Mereka hanya terpaut satu angka dari Australia yang berada satu tingkat di atasnya.

Situasi ini membuat Timnas masih memiliki dua skenario untuk lolos ke putaran final.

Skenario pertama adalah finis sebagai runner-up. Dengan begitu, Timnas bisa otomatis menemani Jepang. Samurai Biru selangkah lagi ke putaran final, lantaran begitu trengginas di Grup C.

Namun, Timnas perlu melewati jalan penuh kerikil jika membidik skenario tersebut. Itu karena Timnas harus meraup banyak poin dalam empat laga sisa. Masalahnya, Timnas masih harus melawat ke markas Australia dan Jepang, serta menjamu Bahrain, sekaligus China pada 2025 mendatang.

Skenario kedua adalah finis ketiga atau keempat untuk melaju ke fase empat kualifikasi. Kans Timnas lebih besar, karena bisa terhindar dari Raksasa Asia.

Tagar #STYOut sempat menggema

Dalam perjalanannya menuju Piala Dunia 2026, Timnas juga sempat tersandung. Publik murka ketika mereka keok di markas China. Kekecewaan itu muncul karea skuad Garuda kalah, meski difavoritkan meraih hasil manis.

Shin Tae Yong pun menjadi bulan-bulanan fans. Tagar #STYOut bahkan menggema dan trending di media sosial, khususnya X.

Federasi bahkan sempat menyiarkan rilis yang narasinya berbau ancaman pemecatan pada 25 Oktober 2024. Dalam rilis tersebut, Erick memberikan pernyataan agar Shin konsisten dalam meramu taktik dan tidak bereksperimen di laga penting.

Hanya saja, rilis tersebut juga menyinggung soal Arab yang memecat Roberto Mancini dan Australia yang mendepak Graham Arnold akibat tak mulus di fase ketiga. Bukan tak mungkin, Shin bakal bernasib serupa andai Timnas loyo di fase ini.